Sejarah Satuan





1.     Latar Belakang


Latar belakang pembentukan/kelahiran Kodim 0719/Jepara dimulai pada tanggal 23 Juni 1947 yang semula dengan nama Tentara Republik Indonesia disingkat T.R.I di rubah menjadi T.N.I (TENTARA NASIONAL INDONESIA) pada saat itu terbentuklah Batalyon II Resimen 28 Divis V dengan nama RONGGO LAWE dengan kekuatan 1 Batalyon dengan Komandan Batalyon dijabat Mayor WARNO NITI SASTRO berkedudukan di Jepara, Kompi I dijabat oleh Lettu Winarso berkedudukan di Kec. Pecangaan, Kompi II dijabat oleh Lettu Winoto Mulyo berkedudukan di Kec. Bangsri dan Kompi III dijabat oleh Lettu Mulyo Prayitno berkedudukan di Jepara.

Dengan adanya penyusunan kesatuan para anggota yang tidak masuk dalam Batalyon II Resimen 28 Divisi V menjadi anggota Batalyon Depot Ronggolawe dengan kekuatan 1 Batalyon dipimpin Komandan Batalyon Kapten HARTONO berkedudukan di Kec. Pecangaan. Sedangkan yang lainnya yang tidak masuk Batalyon Depot masuk menjadi anggota cadangan Batalyon dan masuk organik Resimen I/28 dengan kekuatan / Batalyon dipimpin komandan Batalyon Kapten AMIN FATAH berkedudukan di Kudus.  


2.     Pemrakarsa.

Asal mula pembentukan Kodim 0719/Jepara di prakarsai oleh Panglima Divisi Diponegoro Kolonel Gatot Subroto sebagai panglima TT IV / Divisi Diponegoro, kemudian ditingkat Resimen dijabat oleh Letkol Sarbini yang berkedudukan di Pati dan akhirnya pindah ke Salatiga, kemudian digantikan oleh Letkol Suharto dengan Resimen Unfanteri 14, sedangkan Kepala Staf dijabat oleh Mayor Surono.


3.     Pembentukan.

Susunan organisasi perjuangan berkembang terus disesuaikan dengan kebutuhannya. Pada tanggal 7 Desember 1947 terbentuklah K.D.M (Komando Distrik iliter) dan masuk dibawah komando S.T.C berkedudukan di Pati, adapun pejabatnya Mayor MUNADI sedangkan Pimpinan K.D.M dijabat oleh Kapten ISKAK. KDM bertugas meliputi wilayah Kab. Jepara, untuk wilayah Kawedanan dan Kecamatan dibentuklah K.O.D.M (Komando Order Distrik Militer).     

K.O.D.M diwilayah Jepara ada 9 antara lain :
1)         K.O.D.M Jepara Kota    dijabat oleh   Serma  Amir
2)         K.O.D.M Batealit            dijabat oleh   Serma  Matori
3)         K.O.D.M Keling              dijabat oleh   Serma  Ali Adenan
4)         K.O.D.M Mlonggo          dijabat oleh   Serma  Suyitno
5)         K.O.D.M Pecangaan     dijabat oleh   Serma  Soenardi
6)         K.O.D.M Kedung           dijabat oleh    Serma  Soekiyak
7)         K.O.D.M Welahan         dijabat oleh    Serma  Barnak
8)         K.O.D.M Bangsri           dijabat oleh    Peltu     Sukimin
9)         K.O.D.M Mayong           dijabat oleh    

Disamping satuan Kodim yang berfungsi kewilayahan (Koter), dibentuk pula pasukan bersenjata sebagai Slaag Orde Teritorial dibawah Komando KDM dengan kekuatan 1 Kompi berkedudukan di jl. Pemuda Jepara. sekarang menjadi pusat pemerintahan Kab Jepara dengan nama Griya Kanjengan sebagai Komandan adalah Kapten Ishak.


4.     Kondisi Awal

1).     PMKB (Pemerintahan Militer Kabupaten) Jepara.     

Pada saat terjadinya serbuan-serbuan dari militer belanda dalam masa perang kemerdekaan II tanggal 19 Desember 1948 maka kedudukan markas KDM (Komando Distrik Militer) berpindah keluar kota Jepara yaitu diantaranya di Kecamatan Keling dan sekitarnya dengan ditandai berdirinya benteng Portugis hingga sekarang menjadi tempat rekreasi dan tujuan obyek wisata Kab. Jepara. kedudukan markas Belanda selalu berpindah-pindah karena tekanan yang selalu datang. Daerah yang digunakan adalah disekitar pegunungan Clering rangkaian Gunung Muria. Pegunungan Clering untuk mengatur siasat selanjutnya sesuai instruksi dari pusat Pemerintahan Militer (PMKB) dilaksanakan sepenuhnya oleh KDM Jepara semula pimpinan Komando Jepara adalah Kapten Ishak yang sebelumnya menjadi Staf Ronggolawe.
Dimana Komando Jepara bermarkas di Desa Sreni Kec. Mayong Jepara. Dengan gugurnya Kapten Ali Mahmudi dalam pertempuran dengan pasukan Belanda di Desa Brekede maka Pimpinan KDM Jepara diambil alih Kapten Surjawo yang bertindak sebagai Komando Jepara selanjutnya kedudukan markas dipindah dari Desa Sreni ke Kota Jepara, tugas rangkap sebagai Pimpinan PMKB (Pemerintahan Militer Kabupaten) Jepara, dimana Komandan KDM/PMKB dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh satuan-satuan lain termasuk anggota Polisi (PT) dan Pegawai Sipil. 
Komando Jepara dengan pasukan tempurnya yaitu Pasukan Laskar Kalinyamat berkekuatan 1 Seksi 35 orang dibawah pimpinan Letnan Santoso terus melancarkan penyerangan terhadap belanda.
Untuk mengabdikan dan menghormati para pejuang dari Komado Jepara ini atas prakarsa Komandan Kodim Kapten Sujarwo pada tanggal 9 Maret 1960 sebagai penghargaan kepada para pejuang yang telah gugur maka dibuat nama jalan dengan nama jalan Kopral Sapari. Demikian juga penulisan mengenai sejarah perjuangan selama masa Clash II sampai dengan penyerahan kedaulatan ke pangkuan R.I. dipenghujung tahun 1949. Komando Jepara dengan segala perjuangan sampai berakhirnya masa clash II di akhir tahun 1949 kemudian bubar dan mengadakan konsolidasi, segenap anggotanya ada yang masuk kedalam satuan bersenjata lainnya dan sebagian kembali ke masyarakat.
 
2).     KDM/PMKB dalam masa konsolidasi. 

Masa konsolidasi pemerintahan militer Kabupaten Jepara yang selama dalam perang gerilya mengambil alih pemerintahan Sipil untuk selanjutnya diserahkan kembali kepada pemerintah Sipil.

Pindahnya kesatuan KDM dan PMKB Jepara dari kubu pertahanan didaerah pegunungan clering rangkaian gunung muria. Merupakan hasil dari KMB (Konperensi Meja Bundar) di Denhag Belanda pada tanggal 23 Agustus 1948 yang akhirnya belanda mengakui Kedaulatan Negara R.I. 

Hasil yang telah dicapai di KMB melahirkan piagam Kedaulatan yang berarti diturunkannya Bendera Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 dan penyerahan seluruh kekuasan atas wilayah bekas Hindia Belanda pada tanggal 31 Desember 1949. 

Kesatuan KDM (Komando Distrik Militer) Jepara kembali turun dari daerah pegunungan Clering ke Kota Jepara yaitu setelah Militer Belanda meninggalkan kota Jepara. Satuan KDM mengambil alih sesuai dengan lokasi yang telah ditunjuk oleh KDM/PMKB menempati bangunan di Jalan Robert Wolter Monginsidi Jepara sebagai markas KDM dan Makoyon. Upaya yang dilaksanakan KDM ditempat yang baru sejak awal tahun 1950 adalah mengembalikan kepercayaan rakyat dan arti kemerdekaan Negara R.I. sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 agar tetap setia kepada Negara R.I. Kesatuan yang berasal dari Sipil kembali kedinas/Jawatan Sipil, bagi kesatuan-kesatuan bersenjata kembali kepada kesatuan semula. 

Oleh karena itu mereka yang berasal dari Kepolisian dan Angkatan Laut sebagian kembali ke angkatan semula dan ada yang kembali ke masyarakat biasa. Bagi yang karena cacat fisik akibat peperangan disalurkan ke lembaga penderita cacat yang ada disediakan pemerintah, sebagai penghargaan atas bakti perjuangan mereka baik yang masih melanjutkan diangkatan perang, kepolisian, sipil dan yang telah mengundurkan diri sebagai rakyat biasa maupun penderita cacat pejuang. 

Pemerintah mendirikan wadah bagi dinas khusus dengan nama kantor veteran dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah disingkat Kaminvedcad. Kepala kantor Minvet dijabat oleh Tentara yang masih aktif atau PNS dengan tugas menampung para pejuang 45 yang telah berjuang sejak tahun 1945 s/d 1949. 

Sedangkan para anggota Veteran TKRI ditampung dalam satu wadah yang bernama Legiun Veteran R.I. (LVRI) mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah. Masa konsolidasi yang dilaksanakan KDM/PMKB dapat dilaksanakan dengan baik dan pemerintah militer Kabupaten Jepara (PMKB) siap untuk diserahkan kembali kepada pemerintah Sipil. Sesuai intruksi Panglima T.T. IV th. 1950 Gubernur Militer Jateng Kolonel Gatot Subroto. 

Tugas dan tanggung jawab jabatan Pemerintah Militer  Kabupaten Jepara diserah terimakan dari pejabat Kapten Sujarwo kepada Letnan Santoso dengan telah diserah terimakan jabatan PMKB kepada pemerintah sipil maka KDM selaku PMKB kembali menjadi KDM Jepara seperti semula.


5.     Perkembangan Satuan

Perubahan Pa Dim menjadi Kodim 0719/Jepara berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor KPTS/45/I/1962 tanggal 16 Januari 1962 yang berlaku surut sejak tanggal 1 September 1961 Resimen Infanteri 14 berubah menjadi Korem 073/Makutarama dengan wilayah meliputi Karisidenan Semarang dan Pati.

Komando berkedudukan di Salatiga dan membawai 9 Kodim ditingkat bawahan ditempatkan dinas jawatan / Staf taktis dibawah Korem 073/Mkt. dengan adanya perubahan ditingkat Komando Atas maka sejak tanggal 5 Mei 1962 semula sebutan Pa Dim Jepara menjadi Kodim 0719/Jepara berkedudukan di Kota Jepara membawai 9 Koramil, dan sampai saat ini sudah menjadi 11 Koramil dikaitkan dengan perkembangan wilayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar